Tim peneliti dipimpin oleh Dosen Senior, Profesor, Doktor Arif Kusuma - Presiden Fakultas Ilmu Biomedis Universitas Indonesia (Fakultas Kedokteran). Pasiennya sering politisi, pengusaha, misionaris serta banyak artis terkenal di dalam dan luar negeri. Dr. Arif Kusuma memiliki banyak artikel penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah terkemuka. Ia juga terpilih sebagai Top 10 ilmuwan dengan kontribusi terbanyak ke negeri sepuluh ribu pulau.

Ini adalah pertama kalinya profesor hebat ini menerima wawancara dari pers. Informasi di bawah ini akan membantu Anda menemukan saran yang berguna selama Ramadhan mendatang.

Dosen Senior, Dr. Arif Kusuma memperingatkan bahwa hari-hari Ramadhan dapat membuat MOHAMMEDAN Dehidrasi, MENYEBABKAN KEMATIAN ATAU KONSEKUENSI BERBAHAYA.

Puasa dan puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu dari lima akidah wajib bagi umat Islam. Untuk bersimpati dengan orang miskin, rekan-rekan seiman yang tidak memiliki cukup makanan dan pakaian. Tindakan ini membawa ide yang baik untuk membantu orang menahan diri, menahan godaan materi untuk memfasilitasi mereka nanti ke surga.

Namun, setelah berbuka puasa masyarakat belum mengetahui cara melengkapi nutrisi yang tepat, terutama air dan elektrolit.

Air mineral biasa tidak akan berpengaruh dalam penyediaan air bagi tubuh, apalagi jika harus berpuasa 12 jam terus menerus selama bulan Ramadhan. Pada saat ini, tubuh secara bertahap akan membentuk garam natrium karbonat, juga dikenal sebagai Natron. Ini adalah jenis garam yang digunakan oleh orang Mesir kuno untuk membalsem tubuh. Garam ini akan menyerap air dalam tubuh hingga mengering sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Sebaliknya akan merusak fungsi organ dalam tubuh, membuat orang sehat menjadi “mayat kering” hanya dalam beberapa hari.

Akibat penimbunan Natron dalam tubuh:

Jumlah "kematian" yang tidak berani diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan

Setiap tahun pada bulan Ramadhan, angka orang yang mengalami komplikasi akibat dehidrasi tiba-tiba meningkat, bersama dengan ratusan penyakit lainnya. Menurut statistik Rumah Sakit Primaya Tangerang setiap tahun di "Bulan Puasa", rumah sakit harus menambah 2.500 tempat tidur lagi untuk memastikan perawatan yang baik dari aliran pasien selama ini.

Seringkali, pasien tidak menyadari bahaya yang menantinya. Sebagai seorang dokter, mereka tidak dapat memberi tahu Anda apakah puasa berdasarkan keyakinan semacam itu dapat mengancam jiwa atau tidak.

Kapasitas Rumah Sakit di Indonesia Meningkat 150% Selama "Bulan Puasa"
1.190 orang meninggal karena dehidrasi dan komplikasinya (naik 1,3% dari 2020)

Profesor Arif Kusamu menambahkan, bukan hanya umat Islam biasa yang menghadapi situasi ini. Ia sering menerima pasien yang merupakan kepala negara, atau artis terkenal dengan gangguan akomodasi. Pasien sering mengeluhkan gejala seperti sakit kepala, pusing, jantung berdebar-debar, badan lemas, kulit kering, dll.

Jika hanya melalui gejala seperti itu, biasanya dokter akan meresepkan pasien untuk minum air putih atau infus. Tapi sebenarnya itu bukan pengobatan yang tepat!

Rata-rata orang dewasa membutuhkan 2 liter air per hari. Kemudian fungsi biomedis tubuh akan bekerja sesuai dengan mata rantai, darah mengangkut oksigen dan nutrisi ke organ tubuh. Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring nutrisi dan mengeluarkan ekskresi. Dehidrasi membunuh Anda dari dalam.

Mencegah Kematian Selama Ramadhan Dengan Elektrolisis Tambahan

Jika air mineral tidak dapat mengisi kembali air untuk tubuh, apa solusinya? Setelah 5 tahun penelitian tentang elektrolit dan mineral dalam tubuh. Dr. Arif menemukan bagaimana tubuh bereaksi terhadap elektrolit melalui berbagai bentuk modulasi

Kajian penelitian terbaru Arif Kusuma tentang kemampuan tubuh manusia dalam menyerap H2O dan elektrolit. Ada 4 indikator penting dalam proses ini yaitu:

Berdasarkan penelitiannya, Bapak Arif Kusuma dan rekan-rekannya di Fakultas Ilmu Biomedik Universitas Indonesia (Fakultas Kedokteran) telah berhasil mensintesis serbuk yang menyediakan air dan elektrolit. Itu CollaWhite. Ini dikembangkan pada tahun 2018 dan diakui oleh Kementerian Kesehatan Indonesia setelah 2 tahun evaluasi. Ini bukan bahan kimia, yaitu KOMPOSISI PERLINDUNGAN GARAM ALAMI, MENGANDUNG LEBIH DARI 1.200 AKTIF, DAN 3 TEKNOLOGI\yang diakui oleh Institut Endokrinologi INDONESIA.

Jenis ini akan mempengaruhi tubuh dengan mekanisme berikut:

COLLAWHITE - “Orang Asing” DI Imperium FARMASI DI INDONESIA

Yang mengejutkan dan menyadarkan wartawan, Profesor Arif Kusuma telah "membuka kedok" kerajaan farmasi di Indonesia. Agar pembaca memiliki pandangan yang paling jujur tentang insiden tersebut, kami ingin mengutip kata-kata profesor:

“Obat-obatan itu semuanya disponsori oleh perusahaan swasta, itulah sebabnya harganya sangat tinggi. Saya pernah mendapat laporan yang dikirim ke Kementerian Kesehatan tentang situasi ini, tetapi sangat sulit untuk mengubah aparatur negara yang sudah ketinggalan zaman. Pergantian ibu kota Indonesia yang akan datang, akan menjanjikan manfaat baru bagi masyarakat.

Berdasarkan hubungan saya yang luas di luar negeri, terutama di negara-negara medis terkemuka seperti Jerman, Kolombia...dan tempat-tempat dengan populasi Muslim yang besar. Mereka menyebutkan sponsor 100% untuk produk Collawhite, tetapi saya ingin menolak dan hanya menerima dukungan parsial. Karena saya ingin menjadi orang yang menentukan harga jual (harga semurah mungkin) bagi masyarakat Indonesia.

Untuk melakukan pemesanan, Anda harus mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Tentukan alamat Anda di wilayah Indonesia (kami tidak mengirimkan produk Collwhite ke luar negeri)
2. Collawhite HANYA BISA DIBELI UNTUK DIGUNAKAN WANITA. Saya sangat menyarankan untuk tidak menjual kembali Collawhite untuk keuntungan tinggi. Tindakan merampok kesempatan orang sakit itu tidak manusiawi! Collawhite hanya akan dikirim ke penerima dalam jumlah yang dibutuhkan untuk merawat SATU orang (Orang dalam satu rumah tangga)

1 box Collawhite dapat menyediakan hingga 6000mg senyawa elektrolit termasuk Ca, K, Mg, Na... Hanya 1 bungkus Collawhite per hari akan membantu mengurangi resiko penyakit akibat dehidrasi hingga 88,9%. "